Grow with MRT Jakarta Today
The objective of our programs is to create a partnership with startups and launch new solutions that will benefit both parties such as improve product scalability, market access, and engage customer experience.Through this program PT MRT Jakarta will collaborate with startups that has the ability to be in-line with PT MRT Jakarta’s Vision.
MRTJ Accel & Incubator is an initiatives program conducted by PT. MRT Jakarta to support the entrepreneurial develop their product to become impactful. They will have access to MRT Jakarta ecosystem to create an impactful innovation.
MRTJ Accel program is a 6-month start-up acceleration program. The goal is to create a mutual benefit by collaborating with innovative startup who able to give an impact for MRT Jakarta.
MRTJ Incubator is a 3 months program for pre-seed and angel-stage startups. The first 3 months, startup will identify and solve problems, develop products or solutions, and integrate with the internals of MRT Jakarta. Then, the startup will conduct product trials and product evaluation.
Recent News
MRT akan Gandeng Startup Kembangkan Ekosistem Digital
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — MRT Jakarta akan menggandeng perusahaan rintisan (startup) sebagai strategi bisnis baru untuk mengembangkan ekosistem digital. Ekosistem digital ini akan dikembangkan melalui fasilitas-fasilitas milik MRT Jakarta melalui program bernama ‘MRTJ accel’.
“Jadi kami mengajak startup lokal untuk berkolaborasi dengan MRTJ dengan mengembangkan ekosistem digital di sepanjang fasilitas MRT Jakarta dan kawasan TOD (Kawasan terintegrasi) MRT Jakarta,” kata Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar dalam paparannya terkait strategi bisnis MRT Jakarta menyongsong normal baru dalam diskusi virtual, di Jakarta, Kamis (11/6).
Ia menjelaskan, program ini saling menguntungkan bagi kedua pihak. Bagi mereka karena dapat mengembangkan bisnis pakai fasilitas MRTJakarta, sedangkan bagi MRT Jakartaakan mendapatkan pendapatan dari selain bisnis utama.
Seperti diketahui perusahaan rintisan adalah perusahaan yang terbilang baru dan berbasis digital sehingga masih membutuhkan pengembangan-pengembangan untuk menghasilkan keuntungan dan saat ini muncul dengan pesat beriringan dengan perkembangan teknologi.
Keberadaan perusahaan rintisan ini dinilai MRT Jakarta sebagai peluang yang dapat membantu pendapatan dari penjualan nontiket (nonfarebox).
William mengatakan perusahaan rintisan yang ingin terlibat dalam program ‘MRTJ accel’ itu dapat mendaftarkan perusahaannya secara daring ke situs accel.jakartamrt.co.id yang telah dibuka sejak 8 Juni hingga 10 Juli 2020.
Jika berhasil melewati proses seleksi, nantinya para tim dari perusahaan rintisan itu akan mendapatkan pelatihan dari para pendiri startup yang sudah terkenal seperti BukaLapak serta BeliMobilGue.
“Mungkin pada Agustus-September 2020, kita sudah bisa lihat hasilnya di fasilitas-fasilitas MRT karya dari para startup terpilih,” kata William.
Di era normal baru, MRT Jakarta akan mengubah model bisnisnya yang sebelumnya hanya berbasis pada pendapatan penjualan tiket, akan merambah pada pendapatan dari nonpenjualan tiket.
Nidia Zuraya/Republika
Kinerja PT MRT Melesat Begitu Cepat
Jakarta, TopBusiness – Kinerja PT MRT Jakarta (Perseroda) di tahun pertama beroperasi langsung menorehkan hasil yang luar biasa. Hal ini tak lepas dari respon pengguna Moda Raya Transportasi atau Mass Rail Transit (MRT) yang terus membeludak setiap harinya.
Tercatat dari mulai 1 April 2019 hingga akhir tahun lalu atau tahun pertama beroperasi total penumpang MRT mencapai 21.715.008. Angka ini berarti jika di rata-rata dalam setiap hari sebanyak 93.083 penumpang. Dengan respon publik yang positif itu, maka perseroan mencatat laba bersih di tahun pertama beroperasi sebesar Rp146,704 miliar dengan EBITDA mencapai Rp427,98 miliar. Suatu pencapaian yang luar biasa bagi perusahaan baru ini.
“Angka tersebut berarti net profit kita meningkat 207% dari tahun sebelumnya. Karena di 2019 itu kita baru beroperasi. Sementara empat tahun sebelumnya kita masih catatkan kerugian,” jelas Corporate Secretary Head Division PT MRT, Muhammad Kamaluddin, dalam proses penjurian virtual Top BUMD Award 2020 yang digelar oleh Majalah TopBusiness, Jumat (5/6/2020).
Sebagai moda transportasi yang menjadi kebanggaan publik, pengelolaan PT MRT memang cukup ciamik. Pasalnya, hal ini terlihat dari komposisi kontribusi pendapatan yang direngkuh perseroan ternyata lebih besar bukan bersumber dari tariff tiket yang dijual ke penumpang.
Tercatat, kontribusi terbesar dari periklanan mencapai 55%, kemudian kontribusi penamaan stasiun dengan brand korporasi lain atau naming rights sebanyak 33% yang terdiri dari stasiun Lebak Bulus Grab, Blok M BCA, Istora Mandiri, Setiabudi Astra, dan Dukuh Atas BNI. “Dan saat ini banyak stasiun yang sudah ditawar oleh perusahaan lain untuk naming rights itu,” imbuh dia.
Kontribusi selanjutnya berasal dari telekomunikasi sebesar 2%, kontribusi retail dan UMKM sebesar 1%, dan sisanya dari tiket. “Bahkan untuk pendapatan non farebox (non tiket) sepanjang 2019 lalu mencapai Rp225 miliar atau mengalahkan pendapatan tiket yang sebesar Rp160 miliar. Dari total pendapatan mencapai Rp931,89 miliar di tahun lalu,” terang dia.
Kinerja positif MRT juga bahkan sudah menyalip studi kelayakan (feasibility study) atau FS saat mau dibangun dulu. Saat FS dulu, ditargetkan ada 65 ribu perumpang per hari, namun realisasinya mencapai 93 ribu/hari. Bahkan sempat menembus 101 ribu penumpang per hari di Maret lalu. Termasuk juga pendapatan dari tiket itu lebih tinggi dari FS dulu. “Jadi dengan pendapatan ticketing itu yang kita capai Rp146 miliar, dulu saat FS itu hanya 80%-nya,” tandas dia.
Namun sebagai transportasi massal, MRT juga ikut terdampak akibat adanya pandemi Covid-19 itu. Dalam dua bulan terakhir penumpang turun secara drastis. Dalam dua bulan itu, penumpang hanya sebanyak 2.300 per hari. Untuk itu, perseroan menargetkan saat PSBB transisi itu bisa naik menjadi 20 ribu penumpang per hari. Kemudian bulan depan ke 40 ribu penumpang per hari.
“Dan di bulan September-Oktober sudah kembali lagi di atas angka FS. Dan ini ada skenarionya. Jadi kita sudah siap antisipasi dengan adanya pandemi ini. Bahkan kalau ada second wave (gelombang kedua Covid-19) kita tetap akan survive,” terang dia.
Selain pencapaian kinerja keuangan, PT MRT juga berhasil melakukan dua pencapaian penting yakni, pembangunan kawasan berorientasi transit DKA untuk TOD Dukuh Atas, dan kedua persetujuan dari Bank Indonesia untuk menerbitkan uang elektronik Multi Trip Ticket (MTT). Bahkan saat ini, perseroan mengembangkan lagi mekanisme transaksi melalui tiket QR (quick response) MRT Jakarta.
Lebih jauh Kamaluddin menegaskan, dengan mengemban tugas dari Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan pengelolaan pengintegrasian transportasi di Jabodetabek, maka pihaknya menggandeng PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan membentuk anak usaha dengan nama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).
Dan pencapaian selanjutnya adalah, peluncuran program MRTJ Acceleration (MRT Accel). Ini suatu proyek baru yang berfokus pada pengembangan kerja sama antara MRT Jakarta dan start up melalui program ini. Selama enam bulan perusahaan rintisan terpilih akan memiliki akses ekosistem pengguna jasa MRT, fasilitas stasiun, ratangga, dan area di kawasan berorientasi transit di sekitar stasiun.
Foto: Istimewa
MRT Jakarta Luncurkan Program Akselerator, Buka Peluang Kerja Sama dengan Startup
Pendaftaran program ini akan mulai dibuka pada 8 Juni 2020
Meliat perkembangan startup digital di Indonesia yang sangat mengesankan, PT MRT Jakarta (Perseroda) merasa perlu turut terlibat dalam pengembangan ekosistemnya. Sebagai langkah awal, perusahaan meluncurkan program akselerator bernama “MRTJ ACCEL”. Program ini akan mulai dibuka pada 8 Juni 2020 mendatang.
Kegiatan tersebut akan berlangsung selama 6 bulan untuk startup yang terpilih. Peserta juga akan mendapatkan akses ekosistem MRT Jakarta seperti pengguna jasa MRT Jakarta, fasilitas stasiun, ratangga, dan area di kawasan berorientasi transit di sekitar stasiun. Selain itu juga akan mendapatkan pembinaan dari pihak MRT, mentor terpilih, hingga venture capital.
“Program ini bertujuan menciptakan kerja sama menguntungkan bagi perusahaan dan startup tersebut. Dan tentunya akan berdampak baik bagi peningkatan pendapatan, branding, hingga pengalaman pengguna jasa MRT Jakarta,” ungkap Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar.

Sebagai perusahaan transportasi massal perkotaan berbasis rel pertama di Indonesia, MRT Jakarta memiliki mandat untuk mengembangkan bisnis yang dimilikinya, salah satunya melalui pendapatan non-tiket seperti telekomunikasi, hak penamaan stasiun, retail, dan iklan. Selain itu, perseroan juga senantiasa mencari dan mengembangkan peluang bisnis baru, salah satunya melalui program kerja sama dengan platform digital.
Bagi startup yang tertarik mengikuti MRTJ ACCEL dapat melihat informasi di situs web accel.jakartamrt.co.id atau mendengarkan siaran elektronik di tautan berikut.
Source: Dailysocial


